Senin, 07 Juli 2014

Tugas Konservasi Arsitektur (Museum Bahari)

BAB IV
USULAN PELESTARIAN

Berdasarkan pernyataan oleh Bapak Pinondang Simanjuntak, Kepala Dinas budaya dan museum DKI Jakarta yang dimuat dalam www.beritajakarta.com. Berikut ini adalah beberapa permasalahan dan perbaikan yang akan dilakukan oleh Bapak Pinondang Simanjuntak :

Permasalahan :
  • Lokasi Museum Bahari berada di bawah permukaan laut.
  • Limpasan air pasang yang kerap menggenangi Museum Bahari.
  • Bangunan yang terbuat dari kayu terlihat keropos karena kerap terendam.
  • Kurangnya minat pengunjung, ditenggarai karena minimnya fasilitas yang disediakan.

Solusi :
  •  Diperlukan pembuatan drainase internal.
  • Pengadaan pompa penyedot.
  • Dibutuhkan tim ahli dari arkelog, planolog, arsitek budayawan, dan ahli sejarah.
  • Dibuat jalan khusus bagi wisatawan yang memiliki kekurangan fisik
  • Menambah lahan parkir yang ada agar bisa menampung kendaraan besar
  • Beberapa bagian museum juga bakal dipoles agar tampilannya lebih menarik minat wisatawan.
Berdasarkan pernyataan yang telah diutarakan tersebut dan hal-hal yang ditemukan di dalam museum maka penulis dapat memberikan beberapa usulan pelestarian seperti berikut.

Usulan desain yang akan diterapkan pada Museum Bahari :
1. Diperlukan pembuatan drainase internal dan pengadaan pompa penyedot manakala air pasang tak lagi sanggup diatasi oleh drainase. Sehingga dapat menjadi alternatif tercepat pada saat air pasang masuk ke dalam bangunan.
Drainase internal
Pengadaan pompa penyedot
2. Membebaskan area di sekitar kawasan Museum Bahari yang tadinya terdapat pasar. Pembebasan ini dimaksudkan untuk memperluas area kawasan Museum Bahari.
Perencanaan perluasan area Kawasan Museum Bahari 
Pembebasan ini dilakukan pada area di depan Museum Bahari tepatnya pada area pasar. Dengan pembebasan ini area kawasan Museum Bahari menjadi lebih luas dan bisa dimanfaatkan untuk fungsi lainnya.

3. Membuat lahan parkir untuk menampung kendaraan pengunjung baik mobil, motor dan sepeda. 
Pada awalnya setiap pengunjung yang ingin berkunjung ke Museum Bahari memparkirkan kendaraan mereka di tempat parkir yang terdapat di Menara Syahbandar dikarenakan di Museum Bahari tidak terdapat lahan parkir. Penempatan lahan parkir pada Museum Bahari akan berada di area pembebasan yang akan diusulkan.
Rencana lahan parkir pada Museum Bahari
4. Mengganti letak entrance dan pintu utama. 
Sebelumnya entrance dan pintu utama kurang terlihat oleh pengunjung karena letaknya berada agak masuk ke dalam, pengunjung yang ingin ke Museum Bahari harus berjalan terlebih dahulu baru dapat melihat entrance dan pintu utamanya. Mengganti letak entrance dan pintu masuk ini dimaksudkan untuk mempermudah pengunjung yang ingin berkunjung kesana. Sehingga pengunjung dapat terarahkan dan langsung dapat mengetahui pintu masuk berada dimana. Peletakan entrance dan pintu utama akan diletakan di area pembebasan yang akan diusulkan.
Entrance baru
5. Membuat sebuah bangunan baru dengan gaya yang sesuai dengan bangunan yang telah ada. 
Bangunan baru ini berfungsi sebagai lobby dikarenakan lobby sebelumnya berada di bangunan 1 yang berada di dekat entance dan pintu utama. Namun entrance dan pintu utama akan diganti letaknya, oleh karena itu lobby ini tidak dapat digunakan lagi karena akan mengganggu alur sirkulasi sehingga diperlukan suatu bangunan baru yang berfungsi sebagai lobby baru.
Rencana pembuatan bangunan baru
6. Membuat cafe dan toko souvenir.
Dengan adanya cafe maka pengunjung yang datang tidak susah mencari tempat makan atau minum. Karena sebelumnya tidak terdapat sebuah café sehingga pengunjung yang datang kesana akan kesulitan untuk mencari makanan dan minuman. Lalu dengan adanya toko souvenir juga maka pengunjung dapat membawa pulang oleh-oleh khas Museum Bahari. Ini digunakan sebagai magnet untuk menarik pengunjung sehingga banyak yang berkunjung ke Museum Bahari ini. Letak cafe dan toko souvenir akan berada di lobby lama. Karena lobby lama sudah tidak berfungsi, maka ruangan ini akan dialihfungsikan untuk cafe dan toko souvenir.
Letak cafe dan toko souvenir
7. Dibuat jalan khusus bagi wisatawan yang memiliki kekurangan fisik dan perbaikan hampir di seluruh penghubung sirkulasi (tangga/ram).
Keadaan tangga
Gambar di atas adalah keadaan yang sebenarnya yaitu tangga kayu yang sudah mulai lapuk dimakan usia serta karena air pasang yang masuk ke dalam Museum Bahari. Pada Museum Bahari tidak terdapat ram atau fasilitas orang cacat. Oleh karenanya akan dibuat ram sebagai fasilitas orang cacat.
Contoh ram
8. Memaksimalkan fungsi ruang yang tidak berfungsi atau kurang berfungsi.
Ruangan yang tidak berfungsi maupun yang kurang berfungsi atau hanya menjadi ruang sirkulasi atau penghubung dapat dijadikan hall ataupun ruang bersama Pada ruangan ini dapat juga dijadikan area duduk ataupun ruang pamer atau pengenalan bangunan. 
Area yang kurang berfungsi
Di bawah ini merupakan contoh akan dijadikan seperti apa ruangan tersebut.
Contoh hall
9. Pemberian taman dalam atau plaza atau area berkumpul di luar (outdoor) pada area diantara bangunan.
Area terbuka di dalam museum
Gambar diatas merupakan gambar area terbuka yang berada diantara bangunan. Pada area dibiarkan bebas saja, tidak adanya pemberian hard material. Padahal jika di area tersebut diberikan bangku, air mancur atau sculpture maka akan membuat suasana di area ini menjadi lebih hidup. Tentunya dengan nuansa bangunan koloni menjadikan suasana yang khas. Oleh karena itu pada area ini akan dijadikan plaza atau taman dalam sebagai ruang berkumpul, duduk-duduk ataupun bersantai.
Penambahan air mancur
10. Perawatan secara menyeluruh terhadap eksterior maupun interior bangunan. Perawatan ini dimaksudkan pada pengecatan ulang pada dinding dan kolom yang sudah mulai terkikis akibat usia.
Area yang berpotensi
Pada area ini jika dilakukan perawatan maka akan menjadi suatu area yang indah. Karena pada area ini terdapat sebuah alur yang dibuat oleh 2 bangunan yang saling berdekatan. Alur lurus yang indah karena pada kedua sisi bangunan terdapat rangkaian jendela dengan jumlah dan susunan yang linear. Penambahan hard material seperti bangku dan lampu taman akan membuat suasana menjadi semakin luar biasa.

11. Pengadaan alarm sistem dan alat pemadam api yang terbarukan. Hampir seluruh konstruksi pada Museum Bahari menggunakan kayu dan kayu sangat rentan akan bahaya kebakaran oleh karena itu perlu adanya alat untuk mengantisipasi bahaya tersebut. Pengadaan alarm sistem dan alat pemadam api yang terbarukan ini sangat perlu dipasang pada Museum Bahari.
Alarm sistem
Alat pemadam api




Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar