BAB IV
USULAN PELESTARIAN
Berdasarkan pernyataan oleh Bapak Pinondang
Simanjuntak, Kepala Dinas budaya dan museum DKI Jakarta yang dimuat dalam
www.beritajakarta.com. Berikut ini adalah beberapa permasalahan dan perbaikan
yang akan dilakukan oleh Bapak Pinondang Simanjuntak :
Permasalahan :
- Lokasi Museum Bahari berada di bawah permukaan laut.
- Limpasan air pasang yang kerap menggenangi Museum Bahari.
- Bangunan yang terbuat dari kayu terlihat keropos karena kerap terendam.
- Kurangnya minat pengunjung, ditenggarai karena minimnya fasilitas yang disediakan.
Solusi :
- Diperlukan pembuatan drainase internal.
- Pengadaan pompa penyedot.
- Dibutuhkan tim ahli dari arkelog, planolog, arsitek budayawan, dan ahli sejarah.
- Dibuat jalan khusus bagi wisatawan yang memiliki kekurangan fisik
- Menambah lahan parkir yang ada agar bisa menampung kendaraan besar
- Beberapa bagian museum juga bakal dipoles agar tampilannya lebih menarik minat wisatawan.
Berdasarkan
pernyataan yang telah diutarakan tersebut dan hal-hal yang ditemukan di dalam
museum maka penulis dapat memberikan beberapa usulan pelestarian seperti
berikut.
Usulan desain yang akan diterapkan pada Museum
Bahari :
1. Diperlukan
pembuatan drainase internal dan pengadaan pompa penyedot manakala air pasang
tak lagi sanggup diatasi oleh drainase. Sehingga dapat menjadi alternatif
tercepat pada saat air pasang masuk ke dalam bangunan.
Drainase internal |
Pengadaan pompa penyedot |
2. Membebaskan
area di sekitar kawasan Museum Bahari yang tadinya terdapat pasar. Pembebasan
ini dimaksudkan untuk memperluas area kawasan Museum Bahari.
Perencanaan perluasan area Kawasan Museum Bahari |
Pembebasan ini dilakukan pada area di depan Museum Bahari tepatnya pada area pasar. Dengan pembebasan ini area kawasan Museum Bahari menjadi lebih luas dan bisa dimanfaatkan untuk fungsi lainnya.
3. Membuat
lahan parkir untuk menampung kendaraan pengunjung baik mobil, motor dan sepeda.
Pada awalnya setiap pengunjung yang ingin berkunjung ke Museum Bahari
memparkirkan kendaraan mereka di tempat parkir yang terdapat di Menara
Syahbandar dikarenakan di Museum Bahari tidak terdapat lahan parkir. Penempatan
lahan parkir pada Museum Bahari akan berada di area pembebasan yang akan
diusulkan.
Rencana lahan parkir pada Museum Bahari |
4. Mengganti
letak entrance dan pintu utama.
Sebelumnya entrance dan pintu utama kurang
terlihat oleh pengunjung karena letaknya berada agak masuk ke dalam, pengunjung
yang ingin ke Museum Bahari harus berjalan terlebih dahulu baru dapat melihat
entrance dan pintu utamanya. Mengganti letak entrance dan pintu masuk ini
dimaksudkan untuk mempermudah pengunjung yang ingin berkunjung kesana. Sehingga
pengunjung dapat terarahkan dan langsung dapat mengetahui pintu masuk berada
dimana. Peletakan entrance dan pintu utama akan diletakan di area pembebasan
yang akan diusulkan.
Entrance baru |
5. Membuat
sebuah bangunan baru dengan gaya yang sesuai dengan bangunan yang telah ada.
Bangunan baru ini berfungsi sebagai lobby dikarenakan lobby sebelumnya berada
di bangunan 1 yang berada di dekat entance dan pintu utama. Namun entrance dan
pintu utama akan diganti letaknya, oleh karena itu lobby ini tidak dapat
digunakan lagi karena akan mengganggu alur sirkulasi sehingga diperlukan suatu
bangunan baru yang berfungsi sebagai lobby baru.
Rencana pembuatan bangunan baru |
6. Membuat
cafe dan toko souvenir.
Dengan adanya cafe maka
pengunjung yang datang tidak susah mencari tempat makan atau minum. Karena
sebelumnya tidak terdapat sebuah café sehingga pengunjung yang datang kesana
akan kesulitan untuk mencari makanan dan minuman. Lalu dengan adanya toko
souvenir juga maka pengunjung dapat membawa pulang oleh-oleh khas Museum
Bahari. Ini digunakan sebagai magnet untuk menarik pengunjung sehingga banyak
yang berkunjung ke Museum Bahari ini. Letak cafe dan toko souvenir akan berada
di lobby lama. Karena lobby lama sudah tidak berfungsi, maka ruangan ini akan
dialihfungsikan untuk cafe dan toko souvenir.
Letak cafe dan toko souvenir |
7. Dibuat
jalan khusus bagi wisatawan yang memiliki kekurangan fisik dan perbaikan hampir
di seluruh penghubung sirkulasi (tangga/ram).
Keadaan tangga |
Gambar di atas adalah
keadaan yang sebenarnya yaitu tangga kayu yang sudah mulai lapuk dimakan usia
serta karena air pasang yang masuk ke dalam Museum Bahari. Pada Museum Bahari
tidak terdapat ram atau fasilitas orang cacat. Oleh karenanya akan dibuat ram
sebagai fasilitas orang cacat.
Contoh ram |
8. Memaksimalkan
fungsi ruang yang tidak berfungsi atau kurang berfungsi.
Ruangan yang tidak
berfungsi maupun yang kurang berfungsi atau hanya menjadi ruang sirkulasi atau penghubung
dapat dijadikan hall ataupun ruang bersama Pada ruangan ini dapat juga
dijadikan area duduk ataupun ruang pamer atau pengenalan bangunan.
Area yang kurang berfungsi |
Di bawah ini
merupakan contoh akan dijadikan seperti apa ruangan tersebut.
Contoh hall |
9. Pemberian
taman dalam atau plaza atau area berkumpul di luar (outdoor) pada area diantara
bangunan.
Area terbuka di dalam museum |
Gambar diatas merupakan
gambar area terbuka yang berada diantara bangunan. Pada area dibiarkan bebas
saja, tidak adanya pemberian hard material. Padahal jika di area tersebut
diberikan bangku, air mancur atau sculpture maka akan membuat suasana di area
ini menjadi lebih hidup. Tentunya dengan nuansa bangunan koloni menjadikan
suasana yang khas. Oleh karena itu pada area ini akan dijadikan plaza atau
taman dalam sebagai ruang berkumpul, duduk-duduk ataupun bersantai.
Penambahan air mancur |
10. Perawatan
secara menyeluruh terhadap eksterior maupun interior bangunan. Perawatan ini
dimaksudkan pada pengecatan ulang pada dinding dan kolom yang sudah mulai
terkikis akibat usia.
Area yang berpotensi |
Pada area ini jika
dilakukan perawatan maka akan menjadi suatu area yang indah. Karena pada area
ini terdapat sebuah alur yang dibuat oleh 2 bangunan yang saling berdekatan.
Alur lurus yang indah karena pada kedua sisi bangunan terdapat rangkaian
jendela dengan jumlah dan susunan yang linear. Penambahan hard material seperti
bangku dan lampu taman akan membuat suasana menjadi semakin luar biasa.
11. Pengadaan
alarm sistem dan alat pemadam api yang terbarukan. Hampir seluruh konstruksi
pada Museum Bahari menggunakan kayu dan kayu sangat rentan akan bahaya
kebakaran oleh karena itu perlu adanya alat untuk mengantisipasi bahaya
tersebut. Pengadaan alarm sistem dan alat pemadam api yang terbarukan ini
sangat perlu dipasang pada Museum Bahari.
Alarm sistem |
Alat pemadam api |
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar